Genosida yang terjadi di Kongo

Amnesty Brawijaya
2 min readDec 20, 2023

--

Oleh: Sylvia Ressa Aqiqi

Kongo adalah negara di benua Afrika yang terletak di bagian Afrika Tengah. Negara yang kadang-kadang masih disebut Zaire dan pada 1908–1960 pernah disebut Kongo Belgia ini sedang menghadapi konflik yang meletus dan sedang terjadi genosida secara besar-besaran.

Genosida yang terjadi di negara Kongo ini dilakukan oleh beberapa negara, seperti negara Rwanda dan Uganda, yang bertujuan untuk membasmi mereka dari negaranya sendiri.

Adapula tujuan lain dari dilakukannya genosida ini bahwa ternyata, Kongo mempunyai Natural Resources yang bernama “Coltan”. Coltan, atau columbite-tantalite, adalah mineral yang mengandung tantalum dan niobium. Tantalum digunakan dalam produksi komponen elektronik, terutama dalam pembuatan perangkat seperti ponsel cerdas (smartphones), komputer, dan peralatan elektronik lainnya.

Mengutip situs resmi Amnesty International, lebih dari 40.000 anak di negara Afrika itu harus memikul berkilo-kilo hasil tambang kobalt setiap hari. Pekerjaan itu dilakukan 12 jam penuh untuk upah maksimal US$2 atau setara Rp28.000 saja.

Kongo memiliki cadangan coltan yang signifikan, dan eksploitasi tambang coltan telah menjadi industri yang penting di negara tersebut dan menjadi akar dari konflik yang terjadi di Kongo sampai saat ini.

Akibat dari konflik yang terjadi di Kongo, terdapat banyak perempuan yang di perkosa setiap harinya, serta laki-laki dan juga anak-anak yang di bunuh secara tidak manusiawi. Akhirnya, jutaan dari warga Kongo mengungsi ke negara-negara lain dan krisis tempat tinggal.

Referensi

“Gejolak Politik di Bumi Kongo”, https://tirto.id/clPV.

https://www.amnesty.org/en/latest/campaigns/2016/06/drc-cobalt-child-labour/

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210316164843-199-618228/kongo-gunung-emas-dan-smartphone-berdarah/amp

--

--

Amnesty Brawijaya

Selamat datang di Medium Kami, kami menyuarakan opini kami mengenai Hak Asasi Manusia